Menu

Sabtu, 19 Januari 2013

Prosesi Ngarumat



Acara Ritual Ngarumat Barang Pusaka

Sudah menjadi tradisi masyarakat Desa Lebakwangi dan Desa Batukarut atau dari daerah lain tetapi masih keturunan Lebakwangi dan Batukarut pada tiap-tiap tanggal 14 Mulud diadakan acara ritual memandikan barang-barang pusaka peninggalan nenek moyang atau yang dinamakan “ Ngarumat Barang Pusaka” atau “Ngebakeun” (memandikan).
Pada hari itu area situs Bumi Alit Kabuyutan yang menjadi sentral kegiatan dipenuhi oleh para seuweu-siwi (keturunan) Lebakwangi dan Batukarut yang sengaja datang untuk menyaksikan langsung prosesi ritual “Ngebakeun”.   Sejak pukul 05.00 pagi mereka sudah mulai berdatangan dan menggelarkan tikar di bawah pohon-pohon besar yang rindang yang umurnya sudah ratusan tahun, mereka hadir bersama sanak keluarganya lengkap dengan perbekalan makanan dan minuman.   Makanan khas yang tak pernah terlupakan adalah tumpeng, setiap keluarga membawa tumpeng masing-masing untuk dimakan bersama disaat acara selesai.    

Area situs yang luasnya sekira 1.662 m2 itu disetiap pelosoknya dipenuhi oleh para seuweu-siwi Lebakwangi dan Batukarut.  Konon menurut sesepuh Lebakwangi mengungkapkan bahwa acara ritual ini tak pernah terhenti/terputus barang sekalipun dilaksanakan dari sejak jaman nenek moyang hingga sekarang, hanya tatacaranya atau keadaannya disesuaikan dengan perkembangan jaman.  Seperti halnya pada prosesi ritual pada tahun 2013 yang baru saja dilaksanakan sudah agak berbeda dengan tatacara pada tahun-tahun sebelumnya, pada tahun ini para hadirin atau undangan yang hadir di pintu masuk diberikan selembar “leaflet” atau brosur yang berisi informasi tentang prosesi “Ngarumat Barang Pusaka”, dengan harapan ketika mereka pulang dapat membacanya lagi di rumah atau bahkan dapat dibaca lagi oleh orang lain sehingga mereka tahu apa yang sebenarnya dilakukan di Bumi Alit Kabuyutan tersebut.  Selain daripada itu pada tahun ini pula prosesi “Ngebakeun” barang pusaka yang dilakukan di dalam ruangan “ Bumi Alit Kabuyutan” dapat disaksikan langsung oleh para seuweu-siwi/ hadirin yang ada di luar, karena dibantu dengan alat video shooting dan projektor, sehingga di ruangan Bumi Alit Kabuyutan tidak dipenuhi oleh orang-orang yang ingin menyaksikan langsung prosesi tersebut.   Prosesi “live” ini sudah mendapat persetujuan sebelumnya dari Pengurus dan sesepuh Bumi Alit Kabuyutan.
Didalam Bumi Alit sudah dipasang Video shooting

Prosesi Ngarumat Barang Pusaka
Pelaksanaan Ngarumat Barang Pusaka dipimpin oleh para Pini sepuh yang terikat dalam Lembaga Adat yang bernama “Sasaka Waruga Pusaka”, dengan memperhatikan prinsip-prinsip adat istiadat nenek moyang terdahulu yaitu antara lain : dilaksanakan dengan penuh rasa khidmat, hormat, dan ikhlas.
Para pelaksana “Ngebakeun” diwajibkan memakai pakaian warna putih-putih.

Pelaksana “Ngebakeun”  dibagi dalam 2 kelompok :

1.
Kelompok pertama bertugas “ngebakeun” barang pusaka yang berupa peralatan perang jaman dulu yang tersimpan di kamar Bumi Alit Kabuyutan, jumlahnya 12 orang yang dipimpin langsung oleh Juru Kunci.  Pelaksanaan “ngebakeun” nya di dalam Bumi Alit Kabuyutan.
2.
Kelompok kedua bertugas “Ngebakeun” barang pusaka Gamelan Goong Renteng yang tersimpan di rumah salah seorang sesepuh.  Pelaksanaan “ngebakeun” di luar Bumi Alit Kabuyutan, di halaman luar disamping Bale Panglawungan.  Jumlahnya lebih dari 12 orang, pakaiannya hitam-hitam.


Tata Cara Pelaksanaan Ngebakeun
A.
Didalam Bumi Alit ( Oleh Kelompok Pertama)

1.
Pelaksanaan Ngebakeun dimulai dari pkl. 07.00 pagi s/d selesai

2.
Setelah dilaksanakan ritual pembuka oleh Juru Kunci, kemudian beberapa orang petugas mulai masuk ke kamar tempat penyimpanan barang pusaka lalu menurunkannya satu-persatu.

3.
Petugas lainnya menerima barang pusaka tersebut dan mengumpulkannya di ruangan tengah dihadapan Juru Kunci dan para hadirin yang menyaksikan prosesi ini di dalam rungan Bumi Alit.

4.
Barang Pusaka mulai dibuka satu persatu dari bungkusnya oleh Juru Kunci.   Perlu diketahui setiap jenis barang pusaka masing-masing dibungkus dengan 5 lapis kain putih, dan seluruh barang pusaka tersebut disatukan dan dibungkus lagi dengan 7 lapis kain putih.

5.
Oleh Juru Kunci Barang Pusaka  tersebut  kemudian diberikan kepada petugas ‘Ngebakeun” untuk dicuci dengan menggunakan air tebu dan air jeruk nipis.

6.
Setelah selesai dicuci barang pusaka dibungkus kembali oleh Juru Kunci seperti sedia kala.

7.
Setelah selesai dibungkus kemudian dikembalikan lagi ke tempat semula.

8.
Sebagai penutup dari prosesi ini diadakan doa bersama.

Para Petugas usai melaksanakan Ngebakeun

B.
Diluar Bumi Alit ( Oleh Kelompok Kedua)

1.
Waktu ngebakeun Gamelan Goong Renteng dilaksanakan setelah selesai ngebakeun barang pusaka di dalam Bumi Alit

2.
Air bekas ngebakeun perkakas perang jaman dulu, kemudian dipakai untuk ngebakeun Gamelan Goong Renteng, yang bertempat di luar area Bumi Alit.

3.
Barang yang pertama di kebakeun (dicuci) yaitu Goong Besar kemudian goong kecil

4.
Selanjutnya Bonang yang jumlahnya 17 buah, kemudian saron 17 buah, beri 2 buah dan kecrek 2 buah.

5.
Setelah seluruh perangkat gamelan tadi selesai di kebakeun kemudian dilap, dan dipasang di tempatnya masing-masing untuk dipersiapkan dimainkan.  Perlu diketahui bahwa gamelan ini hanya dikeluarkan dan dimainkan setahun sekali.

6.
Prosesi ngebakeun selesai.








Acara Seremonial

Setelah acara pokok (Ngebakeun) selesai kemudian dilanjutkan dengan acara seremonial yang dipimpin oleh Penata Acara, yaitu antara lain

1.
Aip Rosidi, Penata Acara
Gamelan Goong Renteng
Gamelan di mainkan sebanyak 1 lagu instrument sebagai pembuka acara

2.
Tarlan Somantri, Pupuhu Sasaka Waruga Pusaka
C.A Hidayat Kepala Desa Batukarut
Sambutan-sambutan dari : Ketua (Pupuhu) lembaga Adat Sunda Sasaka waruga Pusaka, kemudian dari Kepala Desa Lebakwangi – Batukarut, dilanjutkan dari Pemerintahan Kecamatan Arjasari,  dan dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat

Haryadi, Ka. Biro Pelayanan Sosial Dasar
Prov. Jawa barat
Tripika Kecamatan Arjasari

3.
H. Oman Rochman, Sesepuh Sasaka Waruga Pusaka
Pedaran Muludan oleh Sesepuh Lembaga Adat
4.
Ceramah Agama oleh Mubaligh

Ustadz Amir










5.
Doa dan Tutup


Setelah acara selesai seluruh seuweu siwi dan para undangan yang hadir kemudian makan bersama.











Hj. Mamih Jueningsih
 (Sesepuh Sasaka Waruga Pusaka)
H. Enggin, Sesepuh/ Juru Kunci Bumi Alit Kabuyutan




























Bp. Maman, H.Itang Wismana, Ibu Lilis (Dikbud Kab. Bandung), Tarlan Somantri dan Wawan Suherman (Pupuhu Sasaka Waruga Pusaka)





Panitia/Pengurus Sasaka Waruga Pusaka

H. Itang Wismana (Peneliti Sasaka Waruga Pusaka) sedang memberikan
penjelasan kepada pers.

  

 Ditulis oleh : Dadang Dharsana
Sumber : Hasil liputan langsung tanggal 24 Januari 2013 pada acara "Ngarumat Barang Pusaka"





Tidak ada komentar:

Posting Komentar