Seperti biasanya setiap
setahun sekali pada tanggal 12 Mulud, warga masyarakat Lebakwangi dan Batukarut
beserta keturunannya (seuweu siwi) mengadakan acara ritual “Ngebakeun” atau
“Ngarumat Barang Pusaka” yaitu suatu prosesi mencuci barang-barang pusaka
peninggalan nenek Moyang masyarakat Lebakwangi-Batukarut yang berupa perkakas
perang jaman dulu seperti : Keris, pedang, kujang, tumbak, badi dan
sumbul. Selain itu terdapat pula
seperangkat Gamelan mirip gamelan degung yang dinamakan “Gamelan Goong Renteng”
atau “Gamelan Embah Bandong”.
Pada hari Minggu, 04 Januari
2015 pagi-pagi sudah diguyur hujan, prosesi “Ngebakeun” agak tertunda sebentar
namun akhirnya berjalan sebagaimana biasanya.
Turut hadir menyaksikan acara
adat istiadat tersebut antara lain : Camat Kecamatan Arjasari, Anggota DPRD
Kabupaten Bandung yang berasal dari Kecamatan Arjasari, Rika Yuliandini,
Anggota DPR RI yang berasal dari Kecamatan Arjasari Drs. H. Dadang Rusdiana,
Msi dan beberapa pejabat Kabupaten
Bandung yang terkait dengan masalah Kebudayaan dan kepurbakalaan.
Acara ini murni pelestarian
adat istiadat dan budaya sunda (maksudnya : bukan acara keagamaan). Kegiatan perawatan terhadap barang-barang
pusaka peninggalan nenek moyang merupakan hal yang terpuji selama barang-barang
pusaka tersebut tidak dijadikan alat pemujaan atau kalau menurut basa sunda
adalah “Mupusti” sanes “Migusti” terhadap barang-barang tersebut.
Saya sendiri merasa heran dan
kagum, barang-barang pusaka yang umurnya telah ratusan tahun tetapi kondisinya
masih terbilang bagus, apalagi Gamelan Goong Renteng, wah tampaknya masih
seperti baru.


Seperti biasa, kegiatan
mencuci barang pusaka terbagi dalam 2 kelompok.
Kelompok pertama adalah para sesepuh Lebakwangi yang melakukan pencucian
terhadap barang-barang pusaka berupa perkakas perang jaman dulu sepert : Keris,
pedang, kujang, badi, dan Sumbul. Kegian
ini dilakukan di dalam ruangan “Bumi Alit Kabuyutan”, Sedangkan kelompok kedua
adalah para sesepuh Lebakwangi yang melakukan pencucian terhadap barang berupa
Gamelan Goong Renteng, kegiatan ini dilakukan di luar ruangan “Bumi Alit Kabuyutan”,
disaksikan langsung oleh beberapa masyarakat yang hadir disana.
 |
Penata Acara, Aip Rosidi |
Selesai prosesi pencucian
barang-barang pusaka tersebut, dilanjutkan dengan acara seremonial mulai dari
Pembukaan, sambutan-sambutan dan pedaran Muludan serta diakhiri dengan doa dan
makan tumpeng bersama.
Perlu diketahui bahwa Gamelan
Goong Renteng hanya dikeluarkan dan ditabuh setahun sekali pada saat usai
prosesi ini. Demikian juga pada acara
hari Minggu kemarin, gamelan goong renteng ditabuh dengan menyajikan beberapa
lagu-lagu buhun di pandu oleh Ketua Panitia H. Itang Wisnama.(dilaporkan oleh :
Dadang Dharsana).
 |
Sesepuh Lebakwangi, H. Oman |